Kriteria Penilaian Lomba Hafalan Surat Pendek Yang Harus Anda Ketahui

Lomba hafalan bacaan surat pendek  bahkan alquran memang banyak di selenggarakan. Lomba ini memang memiliki dampak dan tujuan yang sangat bahik sehingga muslim bisa lebih dekat dengan al-quran. Tapi memang apa saja sih yang menjadi keriterian penilaian dari lomba menghafal alqur’an. Berkikut ulasannya.

Panduan Penilaian Untuk Lomba Menghafal Alquran

ilustrasi (photo: pixabay.com)

Panduan untuk Penjurian dalam Kompetisi Pelafalan Al-Quran Diterjemahkan dari instruksi yang diberikan oleh HafizBurhan Muhammad Khansahib (Profesor, Jamia Ahmadiyya Junior, Rabwah) Tiga kriteria harus diperhatikan ketika menilai dalam kompetisi pelafalan Al-Quran

  1. Akurasi pengucapan
  2. Kemudahan dan Keahlian dalam Penyampaian
  3. Kesederhanaan

1: Akurasi Penerjemahan Untuk kriteria ini, artikulasi huruf dengan suara dan karakteristik yang tepat (makhaarijand sifaat) harus diperhatikan. Beberapa perincian dari karakteristik ini adalah sebagai berikut:

  • Tafkheem (berat dalam artikulasi) offletingterikut: قظﻅضغطﺹخصﺹ; ‘ل in’ dalam kata ﷲ, didahului oleh fathah atau zammah; ‘ر f’ bantalan fathahor zammah, atau bantalan sukoon yang didahului oleh fathaor zammah • Tarekat ringan dalam artikulasi) huruf-huruf (semua sisa alfabet Arab)
  • Izhaar (artikulasi نﻥ saakinand نﻥ dari tanweenclear dengan lembut dan tegas dengan shortsound, diikuti oleh salah satu dari 6 huruf tenggorokan: ئﮭﻬعحغخ)
  • Ikhfaa (artikulasi ﻥﻥ saakinand ﻥdengan suara we nas we we). perpanjangan suara) .Ikhfaain مﻡ saakin diikuti oleh بﺏ
  • Penerapan qalqalah, (dalam 5 huruf جدﺩقطﻁبﺏ)
  • Kelembutan atau kekencangan suara,
  • Traakhi (kelembutan dalam artikulasi dengan durasi suara) di ﻥ dan ﻡ bantalan tashdeed, dan ﻭ ﻭ dan ﯼ ﯼ bantalan tashdeeded oleh نﻥ saakinor tanween
  • Sur’at (artikulasi huruf bantalan tashdeeddengan tidak memperpanjang suara atas mereka) vokal dengan benar)
  • Dll.

2: Kemudahan dan ketepatandalam penyampaian ayat

  • Seberapa baik dan seberapa terampil pembaca menggunakan aturan pengucapan dalam penyampaian ayat-ayat. Dan apakah penerapan aturan itu terdengar alami, dan bebas dari formalitas dan kepalsuan yang berat. [Penerapan aturan harus terdengar alami dan tidak dibuat-buat atau dipaksakan.]

3: Melodiousness

  • Selain pengucapan yang benar dan penerapan yang tepat serta penyampaian aturan umum tajwid, harus ditentukan seberapa terampilnya para pembacanya menyampaikan ayat-ayat dengan indah, dengan merdu, dan dengan cara yang melengkapi makna yang melekat dari teks. • Tingkat daya tarik umum dan daya tarik pembacaan juga harus diperhatikan.

‐1. Akurasi Pengucapan

2.Kemudahan dan Ketepatan penyampaian surah

3.Keseluruhan

1: KeakuratanPelafalan Berikut ini adalah beberapa poin yang harus diperhatikan dalam menentukan pelafalan yang benar:

  • Poin artikulasi (makhaarij) dan karakteristik (sifaat) dari huruf-huruf tersebut
  • Tarqeeq ( ketipisan) dan tafkheem (ketebalan, penggemukan) huruf
  • Izhaar (memperjelas) atau Ikhfaa (bersembunyi) suara, dalam saakinletters
  • Penerapan qalqalah
  • Kelembutan lembut atau ketegasan suara
  • Kefasihan (sur’at) atau perpanjangan waktu (taraakhee) ) dari mushaddadletters
  • Keringkasan (qasr) suara atau elongasi (madd), dll.

2: Kemudahan dan Ketepatan dalam penyampaian surah

Poin-poin yang perlu dipertimbangkan ketika menilai kriteria ini adalah:

  • Seberapa baik dan seberapa terampil para pembaca menggunakan kaidah pron unciationin pengiriman ayat-ayat. Dan apakah penerapan aturan itu terdengar alami, dan bebas dari formalitas dan kepalsuan yang berat. Penerapan aturan harus terdengar alami dan tidak dibuat-buat atau dipaksakan.

3: Melodiousness

  • Selain pelafalan yang benar dan penerapan yang tepat serta penyampaian aturan umum tajwid, harus ditentukan seberapa terampil para pembacanya menyampaikan ayat-ayat dengan indah, merdu, dan dengan cara yang melengkapi makna yang melekat pada teks.
  • Tingkat Daya tarik umum dan daya tarik bacaan juga harus diperhatikan.

Manfaat Menghafal Alqur’an

ilustrasi (photo: pixabay.com)
  • Belajar hafalan meningkatkan plastisitas saraf. Peneliti Irlandia menemukan bahwa melalui latihan yang diperluas dalam hafalan, peserta didik sebenarnya dapat mengingat lebih banyak informasi secara keseluruhan. Belajar hafalan bermanfaat bagi fondasi hippocampal, struktur kunci di otak untuk memori episodik dan spasial pada manusia. Dalam kelompok partisipan mereka yang berusia 55-70 tahun, penelitian ini mencatat bahwa aktivasi berulang struktur memori meningkatkan plastisitas neuron pada otak yang menua.
  • Mereka yang terobsesi dengan statistik olahraga harus didorong: ahli saraf percaya bahwa “senam mental”, seperti mengingat fakta dari sejarah olahraga, dapat membuat otak Anda lebih cepat dan gesit. Meskipun peneliti belum menemukan tautan langsung, mereka percaya bahwa ada hubungan yang masuk akal antara obsesi skor olahraga dan pikiran yang lebih fleksibel. Ditambah lagi, seperti yang ditunjukkan oleh ilmuwan saraf UCLA, Arthur Toga, latihan seperti membaca skor olahraga “melibatkan lebih banyak sirkuit” daripada, misalnya, menonton olahraga di TV.
  • Peneliti mahasiswa Weber State University Paula Fiet telah menyelidiki proyek penelitian memori yang berfungsi, menemukan bahwa memori jangka pendek yang kurang berkembang mungkin menjadi penyebab masalah beberapa siswa dengan menguasai konsep dalam matematika dan membaca. Fiet menjelaskan, “Anda perlu memori kerja untuk belajar,” atau untuk menyimpan informasi yang cukup dalam pikiran Anda untuk memahami apa yang Anda pelajari. Penelitian Fiet telah menunjukkan bahwa “anak-anak dengan ingatan yang buruk dalam bekerja tidak mendapatkan informasi yang cukup dalam pikiran mereka pada satu waktu untuk memahami apa yang akan terjadi.” Siswa yang menyelesaikan latihan yang bertujuan untuk membangun memori jangka pendek telah melihat peningkatan dalam memori kerja dan kapasitas mereka untuk belajar.